Langsung ke konten utama

Katanya ....Kau Berjuang Demi Rakyat



katanya kau berjuang demi rakyat
tapi yang kau lakukan menekan rakyat

katanya kau berjuang demi rakyat
tapi kemiskinan kau selimutkan pada rakyat
 

katanya kau berjuang demi rakyat
tapi pengangguran kau tebarkan buat rakyat
 

katanya kau berjuang demi rakyat
tapi kenaikan harga kau putuskan setiap saat
 

katanya kau berjuang demi rakyat
tapi kau tak mengenal derita rakyat
 

katanya kau berjuang demi rakyat
tapi kau tak mendengar suara rakyat
 

katanya kau berjuang demi rakyat
tapi kau tak perduli pada rakyat
 

KAU BUKAN SEDANG BERJUANG DEMI RAKYAT
 

kau sedang menyiksa rakyat
kau sedang berbuat khianat
kau sedang menantang rakyat
kau sedang menunggu amarah rakyat.
 

TIDAKKAH MATAMU MELIHAT

banyak rakyat yang sekarat
putus asa , menjerit, dan hilang akal
depresi, frustasi, dan jadi gila
membunuh membakar anak sendiri
 

Haruskah kau tunggu  rakyatmu liar
Mengamuk , menyerbu, sambil membakar
Bergerak bersama dalam barisan derita
Derita yang memang kau berikan pada-nya....!!
 
 

PutNus 25012006

anti anarkis...........................

juga tak ingin kita jadi bangsa pengemis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007