SANG wartawan itu akhirnya bisa juga mencuri kesempatan, bertemu dengan Penyair Pujaan. Sejumlah pertanyaan sudah lama dia persiapkan. Sudah lama mendesak, "kapan kami diajukan?" Tapi, maklum penyair sibuk, ada saja halangan. Wawancara pun berkali-kali harus dibatalkan. *** + Anda sibuk sekali, Penyair? Ya, saya harus melayani kemalasan, masih direcoki oleh khayalan, dan sesekali harus bersembunyi jauh keluar dari diri sendiri. Belum lagi omong kosong yang sering datang bertamu, tak tentu waktu. Jangan kira jadi penyair itu enak. Jangan kira penyair itu seorang penguasa kata-kata. Kau tahu? Penyair yang baik itu adalah pelayan kerisauan bahasa. Dia harus memperlapang, apabila ruang pemaknaan menyempit. Dia harus mengajak dolanan, jika bahasa dirudung kemurungan. Tapi, dia harus mengingatkan, pabila bahasa mulai gurau kelewatan. + Ngomong-ngomong, puisi Anda pada kemana nih? Kok sepi? Ya, belakangan ini saya memang tidak banyak melahirkan puisi. Saya hanya menyiapkan banyak se...
5,9
BalasHapustak ada kuasa ketika getaran di ujung shubuh
lalu keheningan dalam sujud yang khusuk
Allaahu akbar...
ketika bumi digoncangkan dan hening tak lagi
memeluk pajar
maka tersenyumlah dalam sakratul maut, menembus
langit ketujuh, bertemu dengan-Nya
oh pagi yang sunyi seakan 2 pagi yang lain, pagi
yang pilu
ribu-an telah bertemu dengan-Nya dalam
keterkejutan nan bisu
terpekur segala jiwajiwa barzah atas kuasa-Nya, ah
sedusedan tak...
lalu sujud menembus takdir lauh makhfud
shubuh, 27 mei 2006