Langsung ke konten utama

Puisi Bulan Ini Edisi April 2006 versi Puitika.net!

Setelah kurang lebih dua minggu masa voting puisi, tibalah bagi Puitika.net untuk mengumumkan pemenang sayembara Puisi Bulan Ini edisi April 2006 versi Puitika.net! Seperti yang telah kami tetapkan bahwa pemenang Puisi Bulan Ini dipilih atas dasar jumlah dukungan yang masuk ke e-mail votingpuisi@puitika.net. Untuk sayembara kali ini kami menerima 33 e-mail berisi dukungan atas masing-masing puisi yang difavoritkan. Kami menyayangkan jumlah email dukungan yang masuk.

Hal ini berbeda sekali dengan jumlah puisi yang masuk kepada kami untuk diseleksi menjadi nominasi. Akan tetapi untuk menjaga aturan main dan transparansi kami tetap melanjutkan gagasan ini dan tidak melakukan kecurangan terhadap hasil voting.

Berikut distribusi dukungan terhadap masing-masing nominasi :

  1. Undangan Ultah Kematian - tanpa dukungan
  2. Bocah yang Berlarian di Jalur Tubuhku - 3 dukungan
  3. Panen Pelangi - 3 dukungan
  4. Aku Juga Punya Cita-Cita - 3 dukungan
  5. Anak Indonesia - tanpa dukungan
  6. Anak-Anak yang Terlupa, Ribuan Kali Merenda Senja - 5 dukungan
  7. Tempias - tanpa dukungan
  8. Anak Kita - 9 dukungan
  9. Kebijaksanaan Bagi Anak-Anak - tanpa dukungan
  10. Kanak-anak Di Hati Kita - 10 dukungan

(setiap dukungan bisa dilihat di masing-masing puisi nominasi)

Dengan demikian secara aklamasi puisi :
KANAK-KANAK DI HATI KITA
karya FANNY THEORA AGATHA


dinobatkan menjadi Puisi Bulan Ini edisi April 2006 Versi Puitika.net!
(hadiah akan segera kami kirimkan)

Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi pembaca Puitika.net! yang telah mengirimkan puisinya untuk dikompetisikan dan mengirimkan email dukungan sehingga agenda reguler ini bisa terselenggara dengan baik. Besar harapan kami budaya kritik atas karya sastra untuk teks puisi bisa ditingkatkan. Bagi yang belum berhasil menjadi pemenang jangan berkecil hati. Tetaplah bersama Puitika.net! karena kami akan memulai Sayembara Puisi Bulan Ini edisi Mei 2006 akan segera dimulai. Siapa tahu puisi anda yang akan menjadi Puisi Bulan Ini di situs Puitika.net!.

Dari dukungan yang masuk kami telah mengadakan pengundian. E-mail dukungan yang beruntung mendapatkan cinderamata dari kami adalah :
Bugi Purnomo Kiki
Alamat: Jl. Rasamala raya No.2 Blok 18 Rt 004/06 Depok II Timur Dalam

dengan dukungannya atas puisi "Anak Kita"
(cinderamata akan segera kami kirimkan)

Setiap puisi yang dikirimkan oleh pembaca pada sayembara kali ini akan dipertimbangkan untuk dimasukkan kedalam penerbitan Puitika.net! tentunya dengan konfirmasi kepada penulis yang bersangkutan.

Sekali lagi terima kasih atas perhatian dan partisipasinya.
Tetaplah bersama Puitika.net!

--Panitia Sayembara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007