Hurufhuruf yang tumpah jatuh dari langit
diguyurkan mendung tambun yang menghimpit dan gemetar
dalam gelap pekat yang menyandera waktu, satu persatu
limpah membasuh muka-muka
menyihirkan basah kata-kata
Hujan (sapardi) turun sepanjang tahun, tak
pernah lagi di bulan Juni
luap dan banjir melampau selokan
ke sungaisungai---rubuhkan pepohonan
dibunuhkan badai
Kini kata-kata menjadi janji sederas bah
tak sempat lagi membuat kita teraduh damba
hanya luap, megap, diare dan demam berdarah
rakyat pinggir yang mengungsi berpayah-payah
Tetapi, masih kucari-cari kemana hilangnya
komposisi hujan yang dulu jatuh
yang bawakan rindu ritmis dari talang atap
lalu menjejak ke akar bunga-bunga
sajak damai seusai hujan tiba
Jakarta, 12 April 2006
Komentar
Posting Komentar