pada tanah
kering jiwa jiwa terbakar
kemarin,
lusuh kain benderaku robek
pahit cinta
berkali harus kusemai
pada nisan
yang menebar bau anyir darah
kemarin,
mesiu telah mengirim kabar
bahwa pagi ini kerja belum lagi selesai
dan akutemui darah ini mendidih
menamparku `tuk segera memburu
bergegas ku berlari
mewadahi desing peluru
hingga pada luka
yang memar membekas popor senapan
hadirku untuk bersaksi
telah membuat luka luka infeksi
Ji, adakah yang bisa menambal bogang gigimu. Hingga senyap kan menalu ketika kau kembali menyapaku dalam syair yang kau diami.
BalasHapusJi, aku selalu rindu dengan gayamu .......
Juga rindu syairmu. Kapan bukumu terbit lagi?!?!?
mesiu, popor tak takut....
BalasHapus