Langsung ke konten utama

Andai Kau Mengerti

 

kau bawa keindahan dalam pandangan mata ku
seiring bergantinya hari kau smakin menghuni hati
sorotan cinta tlah ada di dalam jiwa
yang slalu mengiringi stiap laju langkah ku

ku coba tembus sgala beda yang ada
ku lakukan sgala apa kata hati
kau sambut hadir ku dengan senyumu
mengikis ragu yang slama ini di hati

cinta tlah membawaku mengalah kan sgala beda
ku coba meraih dengan setulus hati
layang kan perasaan dari hati ke hati
namun apa yang hanya kudapat....hanya kata yang tak pasti

andai kau mengerti.....apa rasa dalam hati ini
menjulang tinggi terus dan terus meninggi
ingin miliki hatimu yang trus ada dalam benak ku
Tuhan......luluhkan lah hati nya....
dan sampaikan lah rasa ini pada nya
 angin malam jadi saksi
 mendesah nya nafas cinta ku ini
 yang seakan tiada balasan......
 pedih terasa dalam hati ku
 saat kau hanya tersenyum tuk jawab tanya ku

sungguh ku tak mampu hilangkan bayang mu
yang stiap saat ada dalam pandangan mata .....
andai kau mengerti ...tentang rasa ini...
tlah dalam tersungkur oleh jeratan auramu

sambut lah kasih....sambut.....
uluran tangan ku yg penuh cinta ini
hangat cinta ini hangat untuk mu
karena perasaan cinta suci ini hanya untuk mu

mengertilah....kasih mengerti.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Puisi-Puisi Emong Soewandi

MOSAIK SEBUAH JEMBATAN KEDUKAAN kedukaan kini mesti diseberangi dengan berat yang mungkin tak terimbangkan antara aku dan keinginan, serta hati yang telah tertatih membimbing imajinasi ke puisi romantik tentang laut dan pelangi. maka jadilah bentuk dan garis bersinggungan tak-beraturan tanpa pangkal tanpa akhir tanpa isi tanpa tubuh adalah kegelisahan sebagai sandi-sandi rahasia yang memerlukan kunci pembuka diikat dengan rantai-rantai matahari ambang fajar. namun selalu saja lupa dimana ditaruh sebelumnya atau, mungkin telah lolos dari kantung untuk ingkari kesetiaan janji tentang bertanam benih di lahan yang baik ah, tentu butuh waktu untuk menemukannya sementara galau telah sampai di puncak tanpa purna-kepastian bengkulu, oktober 2005 LALU KEMARAU DI BULAN KEEMPAT belum ‘kan ada bunga kopi mekar, yang tegak di atas cadas. di antara daunan yang terkulai ditampar kering bumi. yang memang sulit tepati janji berikan mata air. maka jadilah pagi hari kita cukupkan saja dengan selemba...

Tulisan yang Terhapus pada Kantung Infus

  Ada yang ingin ditulisnya pada setiap tetes cairan infus : semacam doa, mantra, atau sebuah gumam belaka 1/ Dia menduga bentuk sakitnya adalah sebuah kolam dan tiap tetes cairan infus akan membuat riak kecil di permukaannya, seperti butiran hujan yang pecah di atas patung batu Malin Kundang sesaat setelah dikutuk Ibunda diam-diam dia mulai menduga : inikah sakit anak perantauan? 2/ Ketika pada tangannya hendak dimasukkan sebentuk selang kecil ada rasa sakit, seperti jemari lentik Ibu mencubit masa kanak dia bergumam,” Ibu tetap tersenyum meski aku begitu nakal.” lalu dia memilih tertawa kecil, alih-alih mengaduh pelan 3/ Yang dia tahu, ada tulisan tangan Ibunda tersayang terhapus pada kantung infus. Menetes pelan-pelan, memasuki sebuah nadi dalam tubuhnya 2007