Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Membincang Telimpuh Hasan Aspahani

Membaca puisi-puisi dalam Telimpuh, kumpulan puisi kedua Hasan Aspahani, ibarat menyimak percakapan yang digambar dengan berbagai teknik dan dipulas dengan warna-warna yang melimpah. Tengok saja: ”Lupakan aku,” ujarmu dengan suara pipih dan lembab di bingkai pertama, balon percakapan itu tiba-tiba pecah dan menjelma kabut, juga dingin dan kata-kata di dalamnya jadi percik rintik. Aku menggambar payung untukmu, tapi kau menolak dan meminta aku memelukmu: ”Biarkan aku basah dan hilang dalam sejarah ingatanmu.”

Sepatu buat Bush

dua juta rakyat Irak yang mati kini menjelma sepatu yang ingin mencium mukamu, Bush kau menolak ciuman itu kau memalingkan wajahmu, Bush karena yang ingin menciummu hanyalah sepatu hanya sepatu! apa yang berharga pada wajahmu, Bush? hingga sepatu demikian bernafsu untuk menciummu dan mungkin menidurkanmu selama-lamanya apa yang berharga dari kekuasaanmu, Bush? kalau pada akhirnya kado yang terbaik untukmu hanyalah sepatu yang akan melekat di wajahmu di wajahmu! dua juta rakyat Irak yang mati oleh pasukan yang kau kerahkan ke ladang minyak itu kini menjelma sepatu yang meruntuhkan harga dirimu sebagai seorang laki-laki. Citayam, 2009 Asep Sambodja

Berhala Obama

jakarta membangun berhala obama “obama kecil,” kata walikota, dan lucu berhala ditaruh di tengah kota “agar jadi inspirasi bagi anak-anak kita,” kata walikota berhala itu berkata “the future belongs to those who believe in the power of their dreams.” dan ron muellers bilang, “obama sering bermain di sini, dulu dan sekarang dia jadi pemimpin dunia.” orang-orang percaya presiden amerika itu dibaptis jadi pemimpin dunia seperti mereka percaya pada makanan siap saji mereka menari dan menyanyi di depan berhala kecil semacam menyambut bintang film amerika di oslo, berhala itu mendapat nobel tapi oslo harus mengeluarkan 16 juta dolar untuk mengamankan berhala itu artinya lebih dari 10 kali lipat nilai hadiah sebuah nobel perdamaian keluar dari kocek panitia mei-britt gundersen, warga oslo merasa heran dan berpikir “apakah sedang ada seorang teroris sehingga perlu pengamanan seketat ini.” sepulang membawa nobel obama akan mengirim lebih dari 30.000 pasukan ke afghanistan untuk apa? untuk membu...