Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2010

Penjahit dan Kainnya

peristiwa yang saya alami ini, tuanku tak segembira sepasang remaja yang menjalin benang-benang asmara di dada mereka tak pula sepasti runcing jarum atau tajam gunting ketika menusuk dan mengoyak jalinan badan saya karena sejak terjalin sebagai benang terpintal sebagai kain terendam di air sabun tergantung di lemari dan jemuran saya telah tunai meski ada yang terasa belum usai ketika melekat di tubuh anda menyerap keringat menjadi nostalgia, kebal pada panas-dingin cuaca (seperti ada yang tak mampu saya sembunyikan selain kulit atau penanda usia di tubuh anda) maka bersama seluruh perasaan anda, tuanku jahitlah bagian saya yang koyak agar tetap ada yang berdegub di dalam dada hingga tak akan ada perasaan bangga atau kecewa jika tiba-tiba saya, pintalan kain ini, anda sulap menjadi gaun atau kebaya Bandar Lampung, Mei 2009

Air dan Tanah yang Dijumpainya

kau selalu memintaku diam setiap kali kau kujumpai ”menggenanglah, barangkali di tubuhku kau telah lama ada” tapi aku ingin mengalir sambil menafsir liukan luka di tubuhmu menjadi tamu meski kita tak kunjung merasa bertemu mencari alamat meski tak pernah pasti setiap isyarat “tanpa kau, aku akan menyerpih menjadi debu” tak akan pernah cukup bagiku bila sekedar lesap ke tubuhmu ”apalah beda sebuah dunia bagimu bila hulu dan hilir terlahir sebagai dirimu sendiri” awal dan akhir bagiku ada pada matahari (ketika dua matahari jatuh di batas samudera ketika ombak membuka diri memanggil para penunggang pagi) aku mendengar dzikir musafir aku melihat daun-daun menguning “berulangkali kau terlahir dan kita selalu bertemu” bukankah aku menumbuhkan segala yang kau kandung? Tanjungkarang, Agustus 2009