peristiwa yang saya alami ini, tuanku tak segembira sepasang remaja yang menjalin benang-benang asmara di dada mereka tak pula sepasti runcing jarum atau tajam gunting ketika menusuk dan mengoyak jalinan badan saya karena sejak terjalin sebagai benang terpintal sebagai kain terendam di air sabun tergantung di lemari dan jemuran saya telah tunai meski ada yang terasa belum usai ketika melekat di tubuh anda menyerap keringat menjadi nostalgia, kebal pada panas-dingin cuaca (seperti ada yang tak mampu saya sembunyikan selain kulit atau penanda usia di tubuh anda) maka bersama seluruh perasaan anda, tuanku jahitlah bagian saya yang koyak agar tetap ada yang berdegub di dalam dada hingga tak akan ada perasaan bangga atau kecewa jika tiba-tiba saya, pintalan kain ini, anda sulap menjadi gaun atau kebaya Bandar Lampung, Mei 2009